Kamis, 16 Oktober 2008

Desakan untuk mencapai Keutuhan


"Jika Anda berusaha untuk menemukan hubungan yang intim dengan orang lain sebelum memahami identitas diri Anda sendiri, maka semua hubungan Anda akan menjadi suatu upaya untk melengkapi diri Anda"

Mari kita bersikap jujur. Banyak diantara kita yang pada suatu ketika dalam kehidupan kita merasa seakan-akan ada sesuatu yang hilang. Kita semua telah bergumul dengan kesepian. Kita semua pernah merasa terpisah, tidak diterima, tersisih dari kelompok di mana kta ingin menjadi bagian di dalamnya. Dan ketika kita mendapati diri kita berada di dalam ruang kosong ini, biasanya kita mencari di luar diri kita –sering kali dengan paksa- sesuatu atau seseorang untuk mengisinya.

Kita berbelanja, minum, makan, atau melakukan apa saja untuk mengalihkan diri kitadari rasa sakit karena merasa sendiri. Sering kali, kita berkata kepada diri kita sendiri (bahkan tanpa kita sadari), “Jika saya menemukan orang yang tepat, hidup saya akan lengkap.” Sayang sekali, masalahnya tidak sesederhana itu. Jiak memang sesederhana itu, kita akan mempunyai sahabat-sahabat yang tidak pernah meninggalkan kita dan pernikahan yang tidak pernah mengalami keretakan. Yang benar adalah bahwa penyebab kehampan diri kita bukanlah masalah kehilangan seseorang dalam diri kita, namun masalah ketidak-lengkapan jiwa kita.

Untuk membangun hbungan yang sehat, kita harus berada di dalam suatu keutuhan, suatu rasa menghargai diri sediri dan suatu konsep diri yang sehat (baca lagi pernyataan di atas). Sosiolog perintis George Herbert Mead dikenal karena perkataannya,”DIri kita ada hanya dalam hubungan dengan diri orang lain.” Dengan kata lain, mempunyai suatu hubungan, menjadi anggota suatu komunitas membantu kita untu menemukan siapa diri kita. Walaupun hubungan merupakan jalan untuk menemukan diri sendiri, namun hubungan tidak menjamin pengembangan diri yang utuh. Itulah hambatannya, jika kita sendiri belum mencapai suatu pemahaman yang mendalam tentang siapa kita, kita ditakdirkan untuk mempercayai salah satu dari dua kebohongan licik yangpasti merusak semua hubungan kita : (1) Saya memerlukan orang ini untuk menjadi utuh, dan (2) Jika orang ini memerlukan saya, saya kan menjadi utuh.

(1) Saya memerlukan orang ini untuk menjadi utuh
Terlalu banyak orang mengikatkan diri kepada orang lain untuk mendapatkan persetujuan, penguatan, tujuan, keamanan dan tentu saja, identitas. Dan ketika kekecewaan yang tak terelakkan terjadi, mereka mengeluh dengan sengit bahwaorang ini menjatuhkan mereka.
Yang benar adalah bahwa harga diri tidak berasal dari eksistensi atau kehadiran seseorang dalam kehidupan kita. Ketika kita menjalin sebuah hubungan yang tidak memiliki penghargaan pribadi, yang bisa kita berikan hanyalah kemiskinan. Dan bahkan jika kita memenangkan hati orang lain, kita tetap akan, dari waktu ke watu, merasa hampa. Itulah racun dari kebohongan ini.
Mengharapkan orang lain baik itu seorang sahabat, pasangan kencan atau pasangan kita- untuk memerlengkapi kita dengan kehidupan merupan suatu yagn tidak realistis dan benar-benar tidak adil. Memberi kita identitas atau membuat kita utuh bukanlah tugas orang lain. ORang-orang dalam kehidupan kita dimaksudkan untuk mmbagikannya, bukan menjadi identitas kita.

2) Jika orang ini memerlukan saya, saya kan menjadi utuh.
Bagi kita yang mempercayai kebohongan ini , menjadikan orang lain hanyalah sebuah proyek, suatu prestasi yang bisa ditulis dalam rangkuman hubungan kita. Kita tidak harus menghormati orang tersebut; sekedar dibutuhkan oleh orang tersebut sudah cukup membuat mereka merasa lebih baik tentang diri mereka, paling tidak untuk sementara. Dan kita juga tidak sekedar mencari seseorang untuk diperhatikan, yang sebenarnya kita pedulikan adalah impian membuat orang lain memperhatikan kita.

Tidak ada komentar: