Apa yang harus kita lakukan supaya orang lain memperlakukan kita berbeda dengan orang lain ?

Kisah seorang ‘Difference Maker’
Berada dalam satu ruangan dengan banyak pemimpin, membuatku banyak belajar. Dalam kurun waktu lebih dari setengah tahun ini saya dikelilingi oleh orang-orang yang sangat unik yang bukan hanya berdedikasi dan selalu antusias dalam pekerjaannya, namun juga selalu berkeinginan untuk maju. Salah satu dari sekian banyak rekan-rekan yang haus untuk menapaki hal-hal yang baru di ruanganku adalah seorang yang bernama Bp Johan.
Predikat sebagai guru terbaik yang menerapkan nilai-nilai dalam organisasi kami (sekolah Kristen Tunas Bangsa) menurutku adalah gelar yang layak untuk disandangnya. Seorang pribadi yang berprinsip untuk selalu maju satu langkah ke depan ini tidak berhenti membuat perubahan dalam hidupnya. Mulai dari belajar mengedit foto dan film secara otodidak, membuat blog (setelah beberapa hari sebelumnya kami dimotivasi untuk menjadi seorang guru yang excellent), dan bahkan yang membuatku terinspirasi hingga akhirnya aku memutuskan untuk membuat tulisan ini adalah saat ia mengatakan bahwa ia mulai mengajar anak-anak kelas VII dan VIII dalam bahasa Inggris.
Barangkali apabila yang mengajar dalam bahasa Inggris adalah rekanku yang lain, mungkin aku tidak akan terlalu terinspirasi dan bahkan mungkin tulisan ini tidak akan pernah lahir. Namun seseorang yang pernah mengakui bahwa selama masa sekolahnya ia sering melarikan diri dari pelajaran Bahasa Inggris karena tidak menyukainya ini telah membuat perbedaan. Wow, keterbatasan ternyata tidak menghadangnya untuk maju. Ia membuat keterbatasan itu menjadi batu loncatan. Batu yang seringkali hanya kita hindari atau bahkan kita abaikan, ia gunakan untuk membuat lompatan. Bukan hanya lompatan perbedaan dalam kehidupan pribadinya, tapi juga dalam lingkungannya. Itulah yang menjadikan dirinya menjadi seorang ‘difference maker’ ; menjadikan kelemahan menjadi batu loncatan untuk membuat suatu perbedaan.
Kunci pertama : ‘biasa’ namun tidak biasa
Dari kisah tersebut kita dapat menarik suatu benang merah untuk menjawab pertanyaan di atas. Apa yang membuat rekanku yang bernama Bp Johan ini membuat perbedaan bahkan ia membuat perbedaan positif dari keterbatasannya. Perubahan yang dilakukan rekanku tersebut adalah suatu hal yang sederhana. Namun kesederhanaan itulah sebenarnya kunci dari ‘difference maker’. Orang yang mampu membuat perbedaan sesungguhnya adalah seorang yang melakukan sesuatu yang ‘biasa’ dengan cara yang baiknya tidak biasa atau dengan kata lain melakukan dengan ‘excellent’. Mengajar dengan bahasa Indonesia di sekolahku adalah hal yang biasa kami lakukan, namun mengajar dengan diselingi bahasa Inggris adalah suatu cara yang tidak biasa. Dan hal yang tidak biasa itulah yang membuat ia berhasil membuat suatu perbedaan. Sederhana bukan?
Kunci kedua : mendatangkan keuntungan
Ternyata tidak sesederhana itu. Apabila kita hanya sekedar membuat perbedaan, kita dapat menjadi orang yang (kata orang Jawa) ‘nyeleneh’ di tengah masyarakat Oleh karena itu kita harus membuat perbedaan yang bermana. Apa maksudnya ? Perbedaan yang kita lakukan tidak serta merta diterima apalagi memberikan kontribusi bagi lingkungan, apalagi kalau perbedaan yang kita lakukan adalah perbedaan yang negatif bahkan menimbulkan kontroversi. Namun dapat dipastikan orang tidak akan pernah menolak perbedaan yang mendatangkan keuntungan baginya. Jadi inilah kunci yang kedua, perubahan tidak akan bermakna apabila perubahan tersebut tidak mendatangkan keuntungan bagi orang lain.

Kunci ketiga : segera lakukan!
Dunia yang makin penuh masalah ini makin dipenuhi oleh orang-orang yang depresi bahkan gila. Namun ada suatu pernyataan menarik yang berkaitan dengan siapa yang disebut ‘orang gila’. Albert Einstein pernah mengatakan bahwa ‘orang gila’ adalah orang yang berharap untuk memperoleh hasil yang berbeda namun ia selalu melakukan hal yang sema dengan cara yang sama pula. Wah, kalau demikian, betapa sering kita terjebak dalam hal ini. Kita terbuai dalam mimpi-mimpi di siang bolong, sampai kita lupa terbangun. Atau bahkan apabila kita terbangun, kita masih hidup dengan arus rutinitas namun kita berharap akan dapat menggapai mimpi yang pernah mekar dalam benak kita.
Jadi bagaimana supaya kita tidak hanya sekedar mimpi di siang bolong ? Rahasianya adalah : lakukan hal yang berbeda ! Semudah itukah ? Tentu sangat mudah apabila kita hanya merumuskannya dalam suatu kata-kata indah yang terukir dalam rencana kita. Namun melakukan sesuatu yang berbeda tidak semudah membalik telapak tangan kita dari bagian luar yang lebih gelap ke bagian dalam yang lebih terang. Kita harus sesegera mungkin mewujudkan perubahan tersebut. Kesegeraan dalam merealisasikan perubahan jauh lebih penting daripada besarnya perubahan itu sendiri. Intinya adalah tidak ada perubahan sebelum terjadinya suatu perubahan. Jadi, segera lakukan !
Akhirnya : mulailah dengan pembaharuan pikiran

Copyright by Yohanna Adriana