
Seminggu yang lalu, saya dan beberapa guru dari sekolah kami (SMAK Tunas Bangsa, Sunter) menemani siswa-siswi kami dari kelas XI dalam Praktek Kerja Lapangan (PKP) di PT. Dialogue Garmindo Utama, Ciawi, Jawa Barat. Saya ingin berbagi pengalaman dengan teman-teman, karena kami sangat terinspirasi dengan kepedulian perusahaan tersebut dengan nasib anak bangsa ini.
Perusahaan yang memproduksi perlengkapan bayi, handuk, taplak, keset dan lain-lain tersebut berbaik hati kepada siswa kami untuk melakukan praktek kerja selama empat hari. Perlu dicermati bahwa sekolah kami bukanlah sekolah kejuruan melainkan sekolah menengah umum yang mengutamakan pendidikan karakter dan kewirausahaan. Dengan demikian siswa kami tidak pernah diperlengkapi dengan pengetahuan teknis yang berkaitan dengan proses produksi.
Selama empat hari siswa kami memperoleh pengalaman langsung dalam dunia kerja. Bukan hanya mengamati dari jauh, melainkan dari pukul 8 hingga 4 sore mereka ikut terjun langsung bersama dengan pekerja di perusahaan tersebut, mulai dari pekerjaan administrasi, bordor, pengepakan, mesin, dll.
Bisa dibayangkan, berapa “kerugian” yang ditanggung oleh perusahaan dengan kedatangan kami. Mulai dari waktu yang harus diberikan kepada para pekerja untuk mengajari siswa kami, hingga “kerusakan” hasil produksi karena tangan siswa kami yang belum terlatih.
Apa yang membuat perusahaan tersebut bersikap terbuka untuk kami “ganggu” selama empat hari? Belum lagi ditambah dengan kerelaan mereka dalam memberikan kesempatan kepada anak muda korban tsunami aceh dan para waria untuk bekerja beberapa waktu yang lalu ?
Itu ternyata karena Bp. Yakoeb Kusmanto selaku pemilik perusahaan, mempunyai visi yang besar untuk generasi muda bangsa ini. Beliau memiliki visi untuk memperlengkapi generasi muda dalam dunia wirausaha, memaksimalkan potensi dan juga membangun karakter mereka. Pada tahun 2010 beliau bermimpi bahwa akan ada sekurangnya 6000 orang generasi muda memiliki kesempatan untuk mengecap pengalaman dan pembelajaran di dunia kerja melalui praktek kerja di perusahaannya.
Sungguh suatu kepedulian yang sangat mulia terhadap nasib generasi muda bangsa ini. Adakah pengusaha atau perusahaan lain yang mengikutinya ?
Perusahaan yang memproduksi perlengkapan bayi, handuk, taplak, keset dan lain-lain tersebut berbaik hati kepada siswa kami untuk melakukan praktek kerja selama empat hari. Perlu dicermati bahwa sekolah kami bukanlah sekolah kejuruan melainkan sekolah menengah umum yang mengutamakan pendidikan karakter dan kewirausahaan. Dengan demikian siswa kami tidak pernah diperlengkapi dengan pengetahuan teknis yang berkaitan dengan proses produksi.
Selama empat hari siswa kami memperoleh pengalaman langsung dalam dunia kerja. Bukan hanya mengamati dari jauh, melainkan dari pukul 8 hingga 4 sore mereka ikut terjun langsung bersama dengan pekerja di perusahaan tersebut, mulai dari pekerjaan administrasi, bordor, pengepakan, mesin, dll.
Bisa dibayangkan, berapa “kerugian” yang ditanggung oleh perusahaan dengan kedatangan kami. Mulai dari waktu yang harus diberikan kepada para pekerja untuk mengajari siswa kami, hingga “kerusakan” hasil produksi karena tangan siswa kami yang belum terlatih.
Apa yang membuat perusahaan tersebut bersikap terbuka untuk kami “ganggu” selama empat hari? Belum lagi ditambah dengan kerelaan mereka dalam memberikan kesempatan kepada anak muda korban tsunami aceh dan para waria untuk bekerja beberapa waktu yang lalu ?
Itu ternyata karena Bp. Yakoeb Kusmanto selaku pemilik perusahaan, mempunyai visi yang besar untuk generasi muda bangsa ini. Beliau memiliki visi untuk memperlengkapi generasi muda dalam dunia wirausaha, memaksimalkan potensi dan juga membangun karakter mereka. Pada tahun 2010 beliau bermimpi bahwa akan ada sekurangnya 6000 orang generasi muda memiliki kesempatan untuk mengecap pengalaman dan pembelajaran di dunia kerja melalui praktek kerja di perusahaannya.
Sungguh suatu kepedulian yang sangat mulia terhadap nasib generasi muda bangsa ini. Adakah pengusaha atau perusahaan lain yang mengikutinya ?